Zaman berikutnya adalah zaman industri. Produktivitas meningkat ratusan kali lipat dengan mesin-mesin yang meringankan pekerjaan manusia. Tiap kali perubahan, zaman akan menyeleksi setiap individu yang melaluinya. Ada yang berhasil ada juga yang terlindas. Lahirlah jenjang yang membedakan antara si kaya dan si miskin. Manusia yang berhasil identik dengan kekayaan sementara yang terlindas akan mengalami kemiskinan. Hal ini berlanjut sehingga munculnya pekerjaan. Si kaya membuat lapangan pekerjaan sementara si miskin menjadi pekerja.
Begitulah manusia. Sudah menjadi fitrah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain. Contoh yang paling mendasar adalah manusia tidak akan pernah ada tanpa peran manusia lain, dalam hal ini adalah orang tua. Manusia akan lahir seteah terjadi pemuahan oleh sel sperma terhadap ovum di dalam rahim. Kemudian berubah menjadi segumpal darah dan diteruskan tumbuhnya daging. Setelah sembilan bulan sepuluh hari (dalam keadaan normal) maka lahirlah sang bayi ke dunia. Namun jangan disamakan dengan Nabi Adam A.S. yang lahir tanpa orang tua yang Allah langsung menciptakannya dari tanah. Begitu juga dengan Nabi Isa A.S. yang lahir tanpa adanya seorang bapak. Ini adalah kasus yang berbeda dengan kehendak Allah. Maka jika ada manusia yang mengaku bisa hidup sendiri, sudah pasti dia berbohong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar