Kelompok 3
|
|
Rizki
Saddik Ismail
|
150510160013
|
Devina
Christifanny
|
150510160038
|
A.Faikar
Makarim
|
150510160128
|
M.
Kheandra Abietha
|
150510160158
|
Sesillia
Shania N.W.
|
150510160167
|
Putri
Artha Leider
|
150510160188
|
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
A.
Sekilas
mengenai Kacang Merah
Kacang merah tergolong
makanan nabati kelompok kacang polong (legume); satu keluarga dengan kacang
hijau, kacang kedelai, kacang tolo, dan kacang uci. Kacang merah terbagi
menjadi beberapa jenis, diantaranya: red bean, kacang adzuki (kacang merah
kecil), dan kidney bean (kacang merah besar). Tanaman kacang merah tergolong
dalam tanaman semak merambat yang membutuhkan penyangga ketika tumbuh.
Tanaman kacang merah memiliki
daun majemuk berbentuk jorong serta beranak daun tiga. Kacang merah tumbuh
dengan memiliki tinggi sekitar 3,5 m hingga 4,5 m. Sedangkan buahnya berbentuk polong serta
memanjang. Dalam satu polong umumnya
terdapat 2 hingga 3 biji kacang merah.
Bentuk biji kacang merah memiliki ukuran lebih besar dibanding biji
kacang hijau ataupun kacang panjang dengan kulit biji berwarna merah tua atau
merah bata. Jika kulit biji dikupas,
maka akan terlihat biji kacang yang berwarna putih.
Adapun pengklasifikasian
Tanaman Kacang Merah yakni,
-
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
-
Subkingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
-
Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
-
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
-
Kelas
: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
-
Sub Kelas :
Rosidae
-
Ordo
: Fabales
-
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
-
Genus : Phaseolus
-
Spesies :
Phaseolus angularis (Willd.) Ohwi
& H.Ohashi
Tanaman
kacang merah dapat tumbuh baik pada daerah berhawa dingin atau basah dengan
ketinggian antara 1.400 m hingga 2.000 m diatas permukaan laut. Temperatur yang dibutuhkan kacang merah untuk
tumbuh adalah sekitar 16o C hingga 27o C dengan curah
hujan antara 900 mm hingga 1.500 mm per tahunnya. Namun dapat pula tumbuh pada curah hujan
antara 500 mm hingga 600 mm tetapi dalam satu musim penanaman. Kacang merah akan tumbuh dengan baik pada
lahan yang memiliki pH antara 6.0 hingga 6.8 dengan sistem drainase yang baik.
Ada
tiga jenis dari kacang merah yaitu red bean, kacang adzuki atau kacang merah
kecil, dan kidney bean atau kacang merah besar.
Dalam bahasa Jepang, adzuki memiliki arti berukuran kecil. Kacang adzuki memiliki warna yang lebih gelap
dibandingkan red bean dan banyak tumbuh di kawasan Asia Timur. Sedangkan Kidney Bean adalah jenis kacang
merah yang memiliki ukuran paling besar diantara kedua jenis kacang merah
lainnya. Jenis ini juga banyak dijumpai
di Indonesia.
Kacang
merah banyak mengandung protein, lemak, natrium, serat, vitamin B1, vitamin B2,
asam folat, dan mineral. Oleh karena
itu, kacang merah sangat bermanfaat bagi tubuh serta sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi secara rutin. Kandungan
vitamin B1nya mampu mencegah beri-beri serta menjaga metabolisme dan fungsi
saraf. Kandungan protein nabatinya mampu
mecegah tumbuhnya sel kanker pada usus besar.
Kandungan zat besi dan tembaga yang ada dalam kacang merah mampu
mencegah anemia serta membantu pembentukan berbagai enzim penting dalam tubuh.
B.
Viabilitas
Benih Kacang Merah
Viabilitas
adalah kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan kecambah yang normal
pada kondisi lingkungan optimum. Untuk dapat mengetahui suatu benih dapat
dikatakan viable atau tidak perlu dilakukan pengujian viabilitas benih.
Pengujian ini bisa dilakukan secara langsung, maupun tidak langsung. Pada
pengujiann vaibilitas benih penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah
satu dan lainnya dalam satu substrat. Dengan demikian faktor subjektif dari
penguji sulit untuk diragukan.
Cara
yang dapat digunakan untuk menduga viabilitas benih adalah dengan uji
viabilitas secara langsung dan uji viabilitas secara tidak langsung. Uji
viabilitas yang tidak langsung adalah dengan penggunaan pola warna garam
tetrazolium (uji tetrazolium). Pada uji perkecambahan secara langsung
diperlukan kondisi kelembaban, temperature, aerasi, dan cahaya yang sesuai
serta menguntungkan bagi perkecambahan. Walaupun semua kondisi diatur dengan sedemikian rupa,
umumnya uji perkecambahan berlangsung selama beberapa hari. Sehingga uji
perkecambahan secara langsung hasilnya tidak dapat langsung diketahui.
Sedangkan uji tetrazolium memberikan hasil yang lebih cepat daripada uji
perkecanbahan secara langsung. Indikasi yang diperoleh dari pengujian
tetrazolium bukan berupa perwujudan kecambah, melainkan pola-pola pewarnaan
bagian embrio, sehingga waktu yang diperlukan untuk pengujian tetrazolium tidak
terlalu lama.
Pada
umumnya nilai viabilitas benih dinyatakan dengan persentase perkecambahan. Di mana
perkecambahan benih harus cepat dan pertumbuhan kecambahnya kuat, dan ini
mencerminkan kekuatan tumbuhnya, yang dapat dinyatakan dengan laju
perkecambahan. Persentase perkecambahan menunjukkan jumlah kecambah normal yang
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi lingkungan tertentu dengan jangka
waktu yang telah ditentukan.
Viabilitas
benih dapat diukur dengan tolak ukur daya berkecambah. Perkecambahan benih
adalah muncul dan berkembangnya struktur terpenting dari embrio benih serta
kecambah tersebut menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal
pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Viabilitas benih menunjukkan daya
hidup benih, aktif secara metabolic dan memiliki enzim yang dapat mengkatalis
reaksi metabolic yang diperlukan untuk perkecambahan dan pertumbuhan kecambah.
Hal
yang perlu diperhatikan untuk menjaga viabilitas benih adalah penyimpanan
benih. Penyimpanan benih merupakan salah satu mata rantai terpenting dalam
rangkaian kegiatan teknologi benih. Menurut Lita Sutopo (1998), tujuan utama
penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode
simpan sepanjang mungkin.
Faktor
yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan adalah faktor internal
dan eksternal. Faktor intermal mencakup sifat genetik, daya tumbuh, vigor
benih, kondisi kulit benih, dan kadar air benih awal. Faktor eksternal yang
mempengaruhi adalah kemasan benih, komposisi gas, suhu, dan kelembaban ruang simpan.
C.
Vigor
Benih Kacang Merah
Vigor adalah kemampuan
benih menumbuhkan tanaman normal yang berproduksi normal pada kondisi lapangan
yang optimum maupun suboptimum (Sadjad, 1994). Beberapa uji vigor yang dapat
dilakukan antara lain, uji kekuatan berkecambah, uji penuaan dipercepat, dan
uji lingkungan stress. International Seed Testing Association (2010)
mendefinisikan bahwa vigor sebagai sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang
menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama
perkecambahan dan munculnya kecambah.
Pengujian vigor dapat
memberikan petunjuk mutu benih yang lebih tepat daripada pengujian daya
berkecambah, memberikan tingkatan yang konsisten dari lot benih yang acceptable
germination mengenai mutu fisiologis, fisik lot benih, dan memberikan
keterangan tentang pertumbuhan dan daya simpan suatu lot benih guna perencanaan
strategi pemasaran.Benih yang mampu menumbuhkan tanaman normal, meskipun
kondisi alam tidak optimum atau suboptimum disebut benih memiliki vigor (Vg).
Benih yang memiliki vigor
akan menghasilkan produksi diatas normal bila ditumbuhkan pada kondisi optimum
(Sadjad, 1994). Benih yang memiliki vigor rendah akan berakibat terjadinya
kemunduran benih yang cepat selama penyimpanan, makin sempitnya keadaan
lingkungan, tempat benih dapat tumbuh, kecepatan berkecambah benih yang
menurun, serangan hama dan penyakit meningkat, jumlah kecambah abnormal
meningkat, dan rendahnya produksi tanaman.
Benih yang memiliki vigor
mampu menumbuhkan tanaman normal pada kondisi alam suboptimum dikatakan
memiliki vigor kekuatan tumbuh (VKT) yang mengindikasikan bahwa vigor benih
mampu menghadapi lahan pertanian yang kondisinya suboptimum (Sadjad, 1994).
Faktor genetik yang
mempengaruhi vigor benih adalah pola dasar perkecambahan dan pertumbuhan yang
merupakan bawaan genetik dan berbeda antara satu spesies dan spesies lain.
Faktor fisiologis yang mempengaruhi vigor benih adalah semua proses fisiologis
yang merupakan hasil kerja komponen pada sistem biokimia benih. Faktor
eksternal yang mempengaruhi vigor benih adalah kondisi lingkungan pada saat
memproduksi benih, saat panen, pengolahan, penyimpanan, dan penanaman
kembali. Dalam penyimpanan kacang merah
sebaiknya dimasukkan pada tempat penyimpanan yang kering, kedapudara, bebas
paparan cahaya, dan bisa menjaga kadar air dalam kacang tetap rendah (7%-14%).
Kualitas kacang tetap terjaga selama 6 bulan bila disimpan di dalam suhu ruang.
Tetapi pada suhu lebih tinggi, kacang mudah berbau tengik dan ditumbuhi jamur.
Suhu yang lembab juga bisa mengundang
kutu dan serangga pemakan kacang. Bila ingin umur simpan kacang lebih panjang,
kacang merah dapat disimpan dalam freezer.
Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan perbedaan vigor benih adalah penuaan benih akibat kemunduran benih,
kerusakan benih pada saat imbibisi, dan kondisi lingkungan öpada saat
pengembangan benih serta ukuran benih. Kacang merah mudah mengalami kerusakan
pasca panen, baik kerusakan fisik (fisiologis), mekanis, maupun mikrobiologis
(serangan hama dan penyakit). Kerusakan fisik misalnya biji yang mudah hancur
ketika menghantam batu atau benda keras. Kacang merah juga mudah mengalami
kerusakan mekanik jika level kadar airnya diatas 15%. Sedangkan kerusakan
biologis dapat terjadi karena serangan kutu, dan jamur.
Adapun metode pengujian
yang digunakan diantaranya,
1. UJI KERIKIL BATA
Uji kerikil bata ini di
lakukan dengan meletakkan benih kacang merah seacara teratur pada bak
pengecambahan setinggi 5 cm, kemudian hamparkan kerikil bata setebal 3 cm di
atas benih tersebut dan jaga kelelmbaban media, setelah itu lakukan pengamatan
teradap kecambah yang muncul pada hari ketujuh LDC;
2. UJI TANAM DALAM ATAU UJI
DAYA MUNCUL
Metode ini dilakukan
dengan cara meletakkan benih kacang merah secara teratur pada bak perkecambahan
setinggi 10 cm, lalu hamparkan tanah pasir sebagai penutup setebal 3 cm(sebagai
control_ dan 5 cm(sebagai perlakuan kedalaman) di atas benih tersebut dan jaga
kondisi kelembaban media, kemudian lakukan pengamatan teradap kecambah yang
muncul pada hari ketujuh LDC;
3. UJI SALINITAS BENIH
Metode pengujian ini
dilakukan dengan larutan NaCl dengan berbagai
konsentrasi ( 0%, 0,5%, 1,5%, dan 2%) yang telah ditentukan dalam bagian
air, kemudian lembabkan kertas merang menggunakan larutan garam tersebut,
kecambahkan benih benih pada kertas merang tersebut dan tutup dengan kertas
merang sama di beri perlakuan yang sama (menggunakan metode UKDP), lakukan
pengamatan LDC.
Daftar
Pustaka
Danapriatna,
Nana. 2012. Pengaruh Penyimpanan Benih Terhadap Viabilitas Benih Kedelai.
https://pbftp13.wordpress.com/2014/04/23/red-kidney-bean-phaseolus-vulgaris-l/
International Seed Testing Association, 2010.
International Rules for Seed Testing. Proc, of the ISTA. 31 (1)
Lita
Soetopo. 1998. Teknologi Benih. Depok, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA
Sjamsoe’oed Sadjad. 1994. Teknologi Benih dan Masalah
Uji Viabilitas Benih. Proc. Kursus Singkat Pengujian Benih. IPB. Bogor, hlm,
31-43
Tugas Dasar Teknologi Benih
1. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan dormansi, deteriorasi, viabilitas, dan vigor benih !
Jawab :
- Dormansi
adalah suatu keadaan di mana di mana benih sebenarnya masih hidup, tetapi tidak
bisa berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang optimum.
- Deteriorasi
adalah kemunduran benih di mana mutu fisiologis benih menurun yang menimbulkan
perubahan secara menyeluruh pada benih baik secara fisik, fisiologis, maupun
kimiawi.
- Viabilitas
adalah daya hidup benih yang dapat dilihat melalui gejala metabolisme atau
gejala pertumbuhan pada lingkungan yang baik untuk perkecambahan atau lingkungan
optimum.
- Vigor
adalah kemampuan benih untuk tumbuh dengan normal pada kondisi lingkungan
sub-optimum.
2. Mengapa
perlu dilakukan uji vigor? Apa keuntungan dan kerugiannya ?
Jawab :
Uji vigor
pada benih dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan benih untuk
tumbuh dengan normal pada keadaan yang sub-optimal dan untuk mengetahui daya
simpan benih.
- Keuntungan
: dengan melakukan pengujian vigor benih kita dapat mengetahui kemampuan benih
untuk tumbuh di lapangan pada keadaan yang sub-optimal.
- Kerugian :
pada uji vigor kerugian yang dialami akan berbeda-beda, tegantung pada metode
yang digunakan. Contohnya pada uji kecepatan benih berkecambah, pada metode ini
kerugian atau kekurangan yang akan kita dapat adalah hasil pengujian tidak dapat
diketahui secara langsung. Kita harus menunggu selama beberapa hari hingga
benih berkecambah
3. Bagaimana
cara untuk mengetahui viabilitas dan vigor benih, baik secara langsung maupun
tidak langsung
Jawab :
Untuk
mengetahui viabilitas dan vigor pada benih perlu dilakukan pengujian terlebih
dahulu. Metode pengujian yang dapat digunakan untuk mengetahui viabilitas benih
adalah uji daya berkecambah (secara lansung), uji daya hantar listri, dan uji
tetrazolium (secara tidak langsung). Metode pengujian yang dapat dilakukan
untuk mengetahui vigor benih adalah uji kecepatan berkecambah, uji penuaan
dipercepat, uji kerikil bata, dan uji lingkungan stress.
4. Sebutkan
lembaga perbenihan yang ada di Jawa Barat, serta sebutkan fungsinya
masing-masing sehingga persediaan benih unggul bermutu tinggi
Jawab :
- UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa
Barat. Fungsinya adalah :
• Melaksanakan
pengawasan terhadap pemasaran benih padi, palawija, dan hortikultura.
• Melaksanakan
penilaian terhadap kultivar padi, palawija, dan hortikultura.
• Melaksanakan
pengujian pada benih padi, palawija, dan hortikultura.
- Balai
Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (balittri). Fungsinya adalah
• Sebagai
pelaksana penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan plasma
nutfah tanaman industri dan penyegar
• Sebagai
pelaksana penelitian penanganan hasil tanaman industri dan penyegar
• Mempersiapkan
kerja sama, infromasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan
hasilpenelitian tanaman industri dan penyegar.
5. Apa yang
saudara ketahui tentang FDC, LDC, CML, benih ortodok, dan benih rekalsitran?
Jawab :
- FDC atau
First Day Count adalah hari dimulainya perhitungan perkecambahan benih. Setiap
benih memiliki FDC yang berbeda, contohnya pada benih jagung FDC nya adalah
hari ke-4 setelah tanam dan benih kedelai FDC nya adalah hari ke-5 setelah
tanam.
- LDC atau
Last Day Count adalah hari terakhir dilakukannya perhitungan perkecambahan
benih. Sama halnya dengan FDC, setiap benih juga memiliki LDC yang berbeda,
contohnya pada jagung yaitu hari ke-7 dan kedelai pada hari ke-8.
- CML atau
Critical Moisture Level adalah kadar air minimal yang harus dicapai suatu benih
untuk dapat memulai perkecambahan.
- Benih
ortodok adalah benih yang bisa dikeringkan sampai pada kadar air yang rendah
yaitu 9-12% dan dapat disimpan pada suhu dan kelembaban yang rendah tanpa
menurunkan viabilitas benih.
- Benih
rekalistran adalah benih yang peka terhadap proses pengeringan dan akan
mengalami kemunduran pada kadar air dan suhu yang rendah. Kadar air pada benih
rekalsitran adalah >25%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar