Sabtu, 13 Oktober 2018

Hablumminannas - 04

Sungguh kita sering melupakan jasa mereka. Kita lupa, siapa gerangan dukun beranak atau bidan yang membantu persalinan ketika kita lahir. Kita pun mungkin sudah lupa siapa nama guru kita di Taman Kanak-kanak dulu. Padahal dialah manusia pertama yang mengajarkan huruf dan angka. Kita juga lupa, siapa nama guru yang pertama kali mengajarkan kita membaca Al-Qur'an?

Mari kita bicara tentang rasa syukur. Seberapa banyak sih kita bersyukur setiap hari? Padahal nikmat Allah menghampiri diri tanpa henti. Tak di duga dari mana datangnya. Tak terhitung berapa banyak jumlahnya. Mungkin kita tidak sadar bahwa suatu nikmat yang datang telah melakukan perjuangan yang luar biasa. Kita hanya perlu pergi keluar rumah dan mencari warung untuk mendapatkan satu porsi makanan. Sementara nasi yang kita makan harus melalui proses yang njlimet untuk sampai kepada kita. Mungkin ada nasi yang dikirim dari Cianjur, dari Sumatera, dari Kalimantan, jauh-jauh ia datang hanya untuk kita makan.

Kebayang nggak?! Coba kita perhatikan cicak yang tak punya sayap. Namun ia tak pernah kelaparan karena nyamuk datang menghampirinya setiap hari. Padahal nyamuk bebas terbang kesana kemari. Anehnya, kenapa si nyamuk mau terbang dekat-dekat dengan dinding di mana di sana terdapat makhluk yang menjadi sebab dirinya terbunuh? Jawabnya hanya satu, Allah-lah yang menentukan dan memudahkan nikmat dan rejeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya.

Tanpa kita minta pun Allah udah memberikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Pernahkah ada orang yang meminta udara agar bisa bernafas? Pernahkah ada orang yang meminta air untuk minum? Mungkin saja ada. Namun itu sangat jarang sekali, mungkin bagi orang yang sesak nafas dan dia memerlukan bantuan alat pernafasan yang mengeluarkan oksigen atau bagi orang yang tersesat di tengah gurun pasir yang memerlukan air. Pada dasarnya Allah memberikan semua itu tanpa kita minta. Kita saja yang tak pernah menyadarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar