Sabtu, 02 Juni 2018

KelasD-Kelompok3-Tugas4B

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Tanaman haploid menarik perhatian utama para ahli genetika dan pemulia tanaman, karena melalui penggandaan kromosom akan diperoleh tanaman haploid ganda yang homosigot. Tanaman homosigot dapat diperoleh secara konvensional, tetapi diperlukan prosedur lebih dari enam kali generasi inbreeding, sedangkan melalui teknologi haploid dapat dicapai dalam satu kali generasi. Haploid merupakan istilah umum untuk tanaman yang mengandung jumlah kromosom gamet (n) Jika jumlah kromosom haploid (n=x) digandakan, disebut dengan double haploid atau haploid ganda.
Tanaman haploid ganda memiliki beberapa kegunaan dalam program pemuliaan, yaitu digunakan sebagai tetua dalam pembentukan varietas hibrida F1 dan untuk studi pewarisan karakter. Haploid ganda juga bermanfaat dalam proses seleksi, terutama untuk karakter-karakter poligenik, karena rasio genetiknya menjadi lebih sederhana. Kegunaan lain yaitu untuk mendapatkan genotipe tertentu dan jumlah tanaman yang ditapis lebih sedikit. Selain itu tanaman haploid ganda berguna untuk studi yang terkait dengan karakter resesif, karena  sifat resesif dapat terekspresi pada fenotipe tanaman. Menurut Reinert et al. (1975) tanaman haploid berguna untuk studi mutasi dan seleksi.
Tanaman haploid ganda sebagian besar digunakan untuk tetua pembentuk varietas hibrida F1 dalam program pemuliaan. Tanaman haploid ganda dapat dilakukan melalui androgenesis, ginogenesis dan eliminasi kromosom.
Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetilmya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi  biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridis(lsi juga dimaksugkan untuk memperluas keragarnan. Adapun alasan dilakukannya persilangan dalam perakitan double haploid yakni untuk menghasilkan tanaman homogeny yang bersifat baru dari kedua tetua yang diinginkan.

B.    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari disusunnya makalah ini diantaranya,
1.       Apa saja tahapan-tahapan dalam perakitan tanaman double haploid dengan persilangan?
2.       Apa saja yang perlu diperhatikan dalam perakitan tanaman double haploid dengan persilangan?
3.       Apa saja keuntungan dan kerugian dilakukannya perakitan tanaman double haploid dengan persilangan?

C.   Tujuan

Adapun tujuan disusunnya makalah ini diantaranya ialah,
1.       Untuk mengetahui prosedur atau tahapan-tahapan dalam perakitan tanaman double haploid dengan persilangan
2.       Untuk mengetahui keuntungan serta kerugian dari dilakukannya perakitan tanaman double haploid dengan persilangan

D.   Manfaat

Dalam penyusunan makalah ini, adapun manfaat yang ingin dicapai diantaranya,
1.       Dapat mengetahui prosedur atau tahapan-tahapan dalam perakitan tanaman double haploid dengan persilangan
2.       Dapat mengetahui keuntungan serta kerugian dari dilakukannya perakitan tanaman double haploid dengan persilangan

BAB II PEMBAHASAN

A.   Prosedur Persilangan untuk menghasilkan tanaman Double Haploid

Dalam perakitan tanaman double haploid dengan menggunakan persilangan, adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya,
1.      Genom tetua pendonor dan tetua recurrent
2.      Kematangan mikrospora atau serbuk sari
3.      Waktu dilaksanakannya pesilangan
4.      Kondisi lingkungan sekitar pertanaman (Murovec, 2013).
Adapun prosedur dalam perakitan tanaman double haploid menggunakan persilangan, diantaranya,
1.      Mengidentifikasi sumber haploid
Sumber haploid dibagi menjadi dua yakni,
a.       Sumber Alami
Haploid yang berasal dari alam yakni haploid yang sudah ada di alam. Salah satu contohnya yakni terjadi pada fenomena parthogenesis. Yakni pembentukan gamet tanpa terjadinya pembuahan, dapat berasal dari maternal ataupun paternal.
b.      Sumber Buatan
Haploid yang berasal dari buatan yakni haploid yang dibuat melalui berbagai macam metode diantaranya ialah persilangan interspesifik dan persilangan intergeneric . salah satu yang terkenal yakni persilangan pada tanaman Barley (Hordeum bulbosum) dengan menggunakan Bulbosum Method.
2.      Dilakukannya persilangan disesuaikan dengan komoditi yang akan disilangkan,
3.      Keturunan F1 diberi zat kolkisin,
4.      Dilakukan evaluasi (Acquaah, 2012).
Gambar 1. Skema Persilangan hingga didapatkan double haploid yang diinginkan

B.    Kekurangan dan Kelebihan

Dalam pelaksanaan perakitan tanaman double haploid, terdapat keuntungan dan kekurangan diantaranya yakni,
1.      Keuntungan
a.       Homozigositas dapat diperoleh dalam jangka waktu yang lebih singkat
b.      Durasi dalam pemuliaan dapat dikurangi 2-3 generasi
c.       Lebih mudah dan lebih efisien untuk memilih progeny homogen
d.      Kultivar yang dirilis homogenus

2.      Kekurangan
a.       Membutuhkan keterampilan khusus
b.      Teknologi yang memadai
c.       Frekuensi haploids yang dihasilkan tidak dapat diprediksi.
d.      Ada kurangnya kesempatan untuk mengamati garis kinerja pada generasi awal sebelum homozigositas (Germana, 2011).


BAB III PENUTUP

Dalam perakitan tanaman double haploid dengan menggunakan persilangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu; genom tetua pendonor dan tetua rekalsitran, kematangan mikrospora atau serbuk sari, waktu dilaksanakannya pesilangan, dan kondisi lingkungan sekitar pertanaman.
Prosedur yang digunakan dalam perakitan tanaman double haploid menggunakan persilangan yaitu; mengidentifikasi sumber haploid, dilakukan persilangan, pemberian zat kolkisin pada generasi F1, dan dilakukan evaluasi.
Keuntungan dari perakitan tanaman double haploid yaitu; homozigositas dapat diperoleh dalam jangka waktu yang lebih singkat, durasi dalam pemuliaan dapat dikurangi 2-3 generasi, lebih mudah dan lebih efisien untuk memilih progeny homogen, dan kultivar yang dirilis homogenus.

DAFTAR PUSTAKA

Acquaah, George. 2012. Principles of Plant Genetics and Breeding 2nd Edition. Bowie State University, Maryland, USA. : pg. 159-160.
Germana, Maria Antonietta. 2011. Anther culture for haploid and doubled haploid production. Springer Science+Business Media B.V. 2010 : Plant Cell Tiss Organ Cult (2011) 104:283–300 DOI 10.1007/s11240-010-9852-z.
Murovec, Jana. 2013. Tehnike indukcije haploidov in podvojenih haploidov. Acta agriculturae Slovenica : University of Ljubljana. DOI: 10.2478/acas-2013-0025
Reinert, J., Y.P.S. Bajaj and E. Heberle, 1975. Induction of haploid tobacco plants from isolated pollen. Protoplasma 84: 191–196.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar