Kesan :
Hal yang paling berkesan
selama berkegiatan di Desa Bajo Pulau Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Provinsi
Nusa Tenggara Barat adalah ketika berinteraksi dengan anak-anak serta
masyarakat di desa tersebut. Rasa
antusias, keingintahuan yang tinggi, dan sambutan hangat dari anak-anak serta masyarakat menjadikan
penulis merasa nyaman dan betah berada disana.
Hal yang paling berkesan adalah ketika dapat belajar sesuatu hal yang
baru selama berada di Desa Bajo Pulau.
Salah satu hal baru yang dipelajari oleh penulis yakni dapat mengetahui
kuliner yang biasa diolah oleh masyarakat disana seperti Tetehe Kuah Asam,
Tumis Siput Laut, dan olahan lainnya.
Tetehe adalah nama daerah
dari salah satu fauna laut yakni Bulu Babi.
Bulu Babi ini memiliki dua nama daerah berdasarkan panjang durinya
yakni, yang berduri panjang disebut Tayong, dan yang berduri pendek disebut
Tetehe. Yang biasa dikonsumsi yakni
Tetehe karena pengolahannya yang lebih mudah karena panjang durinya yang lebih
pendek dibanding Tayong sehingga lebih mudah dalam pengambilan isi dari Bulu
Babi ini.
Dalam pengambilan Bulu
Babi ini biasanya ketika air laut sedang surut, karena pengambilannya akan
lebih mudah. Dalam pengolahannya, Bulu
Babi ini dibersihkan terlebih dahulu dengan membuang duri panjangnya dengan
memasukkan Bulu Babi yang sudah diambil kedalam keranjang berlubang dan
digoyangkan agar duri-durinya patah.
Karena pada dasarnya, duri-duri dari Bulu Babi ini mudah patah, sehingga
hanya dengan digoyangkan dalam keranjang kayu dapat mematahkan
duri-durinya. Setelah duri-durinya
dibersihkan selanjutnya Bulu Babi dibelah menjadi dua dan diambil isinya yang
berwarna kuning kecoklatan dan dikumpulkan untuk nantinya diolah.
Setelah dipisahkan dari
cangkangnya selanjutnya isi dari Bulu Babi dibersihkan dengan cara dibilas
beberapa kali dengan air untuk menghilangkan pasir dan duri-duri yang terbawa. Setelah dicuci bersih selanjutnya dapat
dimasak sesuai dengan keinginan. Masyarakat di Desa Bajo Pulau biasanya
mengolah Bulu Babi ini dengan dimasak menjadi Kuah Asam. Selain pengolahannya yang mudah juga
bahan-bahannya yang melimpah disana.
Adapun bahan-bahan yang digunakan diantaranya yakni isian Bulu Babi yang
telah dibersihkan, bumbu halus (bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit), tomat
merah potong kasar, perasan air buah asam serta garam dan gula.
Dalam pengolahannya
pertama bumbu halus ditumis hingga harum lalu masukkan Bulu Babi yang sudah
dibersihkan dan tambahkan air perasan buah asam sedikit demi sedikit dan diaduk
hingga merata. Setelah mendidih,
tambahkan irisan kasar tomat serta gula dan garam secukupnya dan aduk lagi
hingga merata. Lalu angkat dan siap
dikonsumsi sebagai lauk nasi.
Selain Bulu Babi, adapula
Siput Laut yang dapat dikonsumsi. Cara
pengolahan dan bumbu sama saja, yang membedakan adalah proses pembersihan Siput
Lautnya. Siput Laut yang sudah diambil
direbus hingga mendidih. Lalu
dikeluarkan isinya dingan menggunakan tusuk gigi atau pisau dan dibuang
pelindungnya. Setelah dipisahkan dari
cangkangnya, selanjutnya dicuci hingga bersih dan selanjutnya dimasak sama
halnya Bulu Babi.
Dapat mengenal,
mengolahnya sendiri dan merasakan masakan khasnya sana adalah suatu kesempatan
langka yang mungkin saja tidak datang dua kali.
Serta menjadi pengalaman khusus yang apabila dapat bertemu dengan dua
fauna ini ditempat lain dapat mengolahnya sendiri karena sudah memiliki ilmu
dalam pengolahannya.
Pesan :
Untuk yang nantinya
akan melakukan ekspedisi ke Desa bajo Pulau lagi, eksplorlah seluas-luasnya
dengan tetap menjaga keasrian disana.
Bangunlah hubungan yang baik dengan masyarakat setempat dan jalinlah
komunikasi secara continue baik ketika berada disana dan ketika sudah kembali
ke kampusnya masing-masing.