Minggu, 14 Oktober 2018

Kesan dan Pesan Selama KKN


Kesan                                      :
Hal yang paling berkesan selama berkegiatan di Desa Bajo Pulau Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah ketika berinteraksi dengan anak-anak serta masyarakat di desa tersebut.  Rasa antusias, keingintahuan yang tinggi, dan sambutan hangat  dari anak-anak serta masyarakat menjadikan penulis merasa nyaman dan betah berada disana.  Hal yang paling berkesan adalah ketika dapat belajar sesuatu hal yang baru selama berada di Desa Bajo Pulau.  Salah satu hal baru yang dipelajari oleh penulis yakni dapat mengetahui kuliner yang biasa diolah oleh masyarakat disana seperti Tetehe Kuah Asam, Tumis Siput Laut, dan olahan lainnya.
Tetehe adalah nama daerah dari salah satu fauna laut yakni Bulu Babi.  Bulu Babi ini memiliki dua nama daerah berdasarkan panjang durinya yakni, yang berduri panjang disebut Tayong, dan yang berduri pendek disebut Tetehe.  Yang biasa dikonsumsi yakni Tetehe karena pengolahannya yang lebih mudah karena panjang durinya yang lebih pendek dibanding Tayong sehingga lebih mudah dalam pengambilan isi dari Bulu Babi ini.
Dalam pengambilan Bulu Babi ini biasanya ketika air laut sedang surut, karena pengambilannya akan lebih mudah.  Dalam pengolahannya, Bulu Babi ini dibersihkan terlebih dahulu dengan membuang duri panjangnya dengan memasukkan Bulu Babi yang sudah diambil kedalam keranjang berlubang dan digoyangkan agar duri-durinya patah.  Karena pada dasarnya, duri-duri dari Bulu Babi ini mudah patah, sehingga hanya dengan digoyangkan dalam keranjang kayu dapat mematahkan duri-durinya.  Setelah duri-durinya dibersihkan selanjutnya Bulu Babi dibelah menjadi dua dan diambil isinya yang berwarna kuning kecoklatan dan dikumpulkan untuk nantinya diolah.
Setelah dipisahkan dari cangkangnya selanjutnya isi dari Bulu Babi dibersihkan dengan cara dibilas beberapa kali dengan air untuk menghilangkan pasir dan duri-duri yang terbawa.  Setelah dicuci bersih selanjutnya dapat dimasak sesuai dengan keinginan. Masyarakat di Desa Bajo Pulau biasanya mengolah Bulu Babi ini dengan dimasak menjadi Kuah Asam.  Selain pengolahannya yang mudah juga bahan-bahannya yang melimpah disana.  Adapun bahan-bahan yang digunakan diantaranya yakni isian Bulu Babi yang telah dibersihkan, bumbu halus (bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit), tomat merah potong kasar, perasan air buah asam serta garam dan gula.
Dalam pengolahannya pertama bumbu halus ditumis hingga harum lalu masukkan Bulu Babi yang sudah dibersihkan dan tambahkan air perasan buah asam sedikit demi sedikit dan diaduk hingga merata.  Setelah mendidih, tambahkan irisan kasar tomat serta gula dan garam secukupnya dan aduk lagi hingga merata.  Lalu angkat dan siap dikonsumsi sebagai lauk nasi.
Selain Bulu Babi, adapula Siput Laut yang dapat dikonsumsi.  Cara pengolahan dan bumbu sama saja, yang membedakan adalah proses pembersihan Siput Lautnya.  Siput Laut yang sudah diambil direbus hingga mendidih.  Lalu dikeluarkan isinya dingan menggunakan tusuk gigi atau pisau dan dibuang pelindungnya.  Setelah dipisahkan dari cangkangnya, selanjutnya dicuci hingga bersih dan selanjutnya dimasak sama halnya Bulu Babi.
Dapat mengenal, mengolahnya sendiri dan merasakan masakan khasnya sana adalah suatu kesempatan langka yang mungkin saja tidak datang dua kali.  Serta menjadi pengalaman khusus yang apabila dapat bertemu dengan dua fauna ini ditempat lain dapat mengolahnya sendiri karena sudah memiliki ilmu dalam pengolahannya.


Pesan                                       :
Untuk yang nantinya akan melakukan ekspedisi ke Desa bajo Pulau lagi, eksplorlah seluas-luasnya dengan tetap menjaga keasrian disana.  Bangunlah hubungan yang baik dengan masyarakat setempat dan jalinlah komunikasi secara continue baik ketika berada disana dan ketika sudah kembali ke kampusnya masing-masing.

Hablumminannas - 05

Dalam prinsip ekonomi manusia dikenal tanpa ada rasa puas. Jika sudah mendapatkan ini, minta itu. Jika sudah mendapatkan itu, minta yang lain lagi. Tak ada puasnya. Padahal sebenarnya Allah telah memberikan lebih dari yang kita minta.

Kembali ke masalah hubungan manusia dengan sesama. Tidak mungkin ada langit tanpa bumi. Siang tanpa malam. Gelap tanpa terang. Tak akan ada presiden tanpa rakyat. Direktur tanpa karyawan. Orang kaya tanpa orang miskin, karena "Allah telah menciptakan segala sesuatunya secara berpasang-pasangan." (QS Adz Dzaariyaat : 49). Maka kehadiran orang lain adalah berkah ilahi. Kehadiran kita, kebahagiaan dan kedudukan kita terasa tidak berarti tanpa kehadiran orang lain. Kita menjadi ada karena orang lain mengakui keberadaan kita.

Inilah salah satu inti ajaran Islam. Bahwa selain mengaturhubungan kita dengan Allah (Hablumminallah), juga mengatur hubungan kita dengan sesama manusia (Hablumminannas). Adakah yang tahu kenapa banyak sekali ayat di dalam Al-Qur'an yang menggandengkan antara shalat dan zakat? Tercatat lebih dari 70 kali Allah menggandengkan keduanya di dalam Al-Qur'an. Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, hal ini merupakan penegasan bahwa antara Hablumminallah dengan Hablumminannas haruslah seimbang. Tak bisa diprioritaskan salah satu saja.

Coba kita pelajari lagi tentang definisi orang yang bangkrut yang disampaikan Rasulullah. Dialah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala shalatnya, puasanya, zakatnya, sedekahnya, wakafnya, hajinya, dan umrahnya. Tetapi ketika seluruh pahala kebaikannya itu ditimbang di hadapan Allah SWT, datanglah istrinya, anaknya, dan orang yang pernah dizaliminya mengadu kepada Allah atas apa yang pernah dilakukan orang itu ketika di dunia. Akhirnya Allah menyuruhnya membayar dengan pahalanya dan ketika pahalanya habis maka ditimpakan kesalahan orang yang pernah dizaliminya kepadanya. Dia menjadi bangkrut. Amalnya habis bahkan kini dia harus menanggung dosa sehingga Allah melemparkannya ke neraka.

Sabtu, 13 Oktober 2018

Hablumminannas - 04

Sungguh kita sering melupakan jasa mereka. Kita lupa, siapa gerangan dukun beranak atau bidan yang membantu persalinan ketika kita lahir. Kita pun mungkin sudah lupa siapa nama guru kita di Taman Kanak-kanak dulu. Padahal dialah manusia pertama yang mengajarkan huruf dan angka. Kita juga lupa, siapa nama guru yang pertama kali mengajarkan kita membaca Al-Qur'an?

Mari kita bicara tentang rasa syukur. Seberapa banyak sih kita bersyukur setiap hari? Padahal nikmat Allah menghampiri diri tanpa henti. Tak di duga dari mana datangnya. Tak terhitung berapa banyak jumlahnya. Mungkin kita tidak sadar bahwa suatu nikmat yang datang telah melakukan perjuangan yang luar biasa. Kita hanya perlu pergi keluar rumah dan mencari warung untuk mendapatkan satu porsi makanan. Sementara nasi yang kita makan harus melalui proses yang njlimet untuk sampai kepada kita. Mungkin ada nasi yang dikirim dari Cianjur, dari Sumatera, dari Kalimantan, jauh-jauh ia datang hanya untuk kita makan.

Kebayang nggak?! Coba kita perhatikan cicak yang tak punya sayap. Namun ia tak pernah kelaparan karena nyamuk datang menghampirinya setiap hari. Padahal nyamuk bebas terbang kesana kemari. Anehnya, kenapa si nyamuk mau terbang dekat-dekat dengan dinding di mana di sana terdapat makhluk yang menjadi sebab dirinya terbunuh? Jawabnya hanya satu, Allah-lah yang menentukan dan memudahkan nikmat dan rejeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya.

Tanpa kita minta pun Allah udah memberikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Pernahkah ada orang yang meminta udara agar bisa bernafas? Pernahkah ada orang yang meminta air untuk minum? Mungkin saja ada. Namun itu sangat jarang sekali, mungkin bagi orang yang sesak nafas dan dia memerlukan bantuan alat pernafasan yang mengeluarkan oksigen atau bagi orang yang tersesat di tengah gurun pasir yang memerlukan air. Pada dasarnya Allah memberikan semua itu tanpa kita minta. Kita saja yang tak pernah menyadarinya.