Ternyata aku kembali ke fase ini lagi, dimana cuma bisa ngelus dada sambil ngomong dalam hati, 'GAPAPA'. Ini bukan yang pertama kali, nanti disembuhin lagi ya.
Aku menyerah sampai di sini saja, kemarin aku menyayangimu yang rasa sayangnya melebihi sayangku pada diriku sendiri. Banyak yang berkata buruk perihal dirimu, tapi aku tetap menilaimu baik. Sebelum akhirnya aku sadar mau sebaik apapun diriku, tidak akan bisa membuatmu menilaiku baik dan menghargai aku. Karena memang 'bukan aku' yang kamu inginkan.
Aku pernah berjanji padamu, ketulusan cintaku tak akan menyakitimu ataupun diriku meskipun jika kamu tak memilihku. Nyatanya cinta yang tulus tak cukup untuk membuatmu bahagia disisiku. Pergilah, kamu layak bahagia.
Bukan inginku datang dalam hidupmu. Maaf untuk malam ini dan malam-malam selanjutnya. Maaf untuk hubungan yang melelahkan, maaf pula untuk akhir yang menyakitkan. Maaf karena aku terlalu sering menyulitkanmu. Mungkin aku masih menyulitkanmu meskipun sudah tak ada lagi kata 'kita'.
Jadi gini rasanya menganggap penting seseorang di hidup kita, tapi kita sendiri gak begitu penting di hidup dia. Bahkan ada gak adanya kita gak ngaruh apa-apa di hidup dia.
Dan akan tiba waktunya, aku duduk sambil tersenyum ikhlas lalu berkata: "Ternyata aku termasuk bagian dari orang-orang yang memiliki nasib tidak bisa hidup bersama dengan orang yang dicintainya."
Aku akan menata kembali semua yang berantakan dan memilih untuk berdamai serta mengikhlaskan banyak hal yang tidak bisa dipaksakan. Mungkin ada beberapa part yang menyakitkan namun cukup dijadikan pelajaran. Mari bertemu dengan hal-hal baik kedepannya.
Sering banget kita kepikiran hal-hal yang mungkin ngga akan terjadi, cuma karena takut dan overthinking soal masa depan. Padahal, yang kita khawatirin bisa jadi ngga terjadi sama sekali. Kadang, yang kita butuhin cuma berhenti khawatir dan fokus sama apa yang bisa kita lakuin sekarang, tanpa kebawa ekspektasi yang belum jelas.
Terkadang orang lain hanya melihat sisi luar kita. Mereka tidak tahu betapa beratnya perjuangan di dalam hati, dan betapa sulitnya tersenyum ketika sebenarnya kita ingin menangis.
Apapun yang terjadi, kamu harus bisa menghapus air matamu sendiri, menyembuhkan luka-lukamu, menutupi kekecewaan, dan melewatinya tanpa menyimpan kebencian terhadap siapapun.
Kemarin, aku masih mengusahakanmu, aku masih bolak balik buat mastiin perasaan kamu ke aku gimana. Tapi kali ini aku berhenti, aku berhenti untuk mengharapkanmu, aku berhenti mengejarmu karena ya percuma aja bukan aku kan orang yang kamu mau? Jadi, selamat merayakan cinta baru kamu itu ya.
Maaf, untuk kali ini aku menyerah. Pergilah jika memang itu yang kamu mau. Aku sudah cukup berusaha untuk menjadi seperti apa yang kamu mau. Tapi nyatanya memang bukan aku orangnya. Tak usah dipaksakan lagi. Beri aku waktu untuk benar-benar terima kenyataan bahwa kita memang tidak bisa bersama.
Aku sangat nyaman dalam pelukannya, ketika dia dihadapanku, aku selalu ingin memeluknya bahkan selalu ingin menggenggam dan menatap mata serta wajahnya. Sungguh aku mencintainya, aku ingin dia. Tapi dia tak bisa dimiliki.